KEDIRI - Memasuki usia ke 4 tahun, Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri kali ini merayakan momen Hari Lahir (Harlah) dengan berbagai rangkaian kegiatan mulai Bhakti Sosial, Tari Tradisional, Pameran Tosan Aji, Lelang Pusaka dan Sarasehan Budaya berlangsung di Sumber Wisata Dadapan Kelurahan Tinalan Kecamatan Pesantren Kota Kediri, Minggu (16/6/2024) pukul 09.30 WIB.
Sebelumnya acara puncak pemotongan tumpeng oleh Pendiri dan Pembina Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri Andreas Suko Riyanto diberikan kepada Lala salah satu penari paling muda dari Sanggar Tari Mayapada.
Selain pameran Tosan Aji yang dipamerkan keris dan accesoris pada pagelaran Harlah ke-4 tahun, juga menggelar Sarasehan Budaya mengusung tema 'Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri Siap Melestarikan dan Mengembangkan Budaya Warisan Leluhur di Bumi Kediri Untuk Indonesia Berbudaya.'
Acara Sarasehan Budaya menghadirkan narasumber Cak Ries Handana asal Surabaya selaku Pecinta Budaya Nusantara, Andreas Suko Riyanto selaku Pendiri dan Pembina Panjalu Jayati Kadhiri dan Agung Sukojo selaku Budayawan Polres Kediri Kota.
Ketua Panitia Kang Sugeng juga menyampaikan dalam rangka merayakan Harlah Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri bersinergi dan kolaborasi dengan Kreasi Lingkungan Dadapan (Kerling) yang juga memiliki persamaan menguri-uri budaya jawa dan mempertahankan kearifan lokal.
"Kerling memiliki kegiatan rutin tiap Minggu pagi dipusatkan di Wisata Sumber Dadapan Kelurahan Tinalan. Seperti, senam ceria, menyediakan kelas tarian tradisional, menggambar, melukis dan belajar baca tulis aksara jawa kawi untuk masyarakat umum tanpa dipunggut biaya alias gratis, " ungkap Kang Sugeng.
Dalam kesempatan ini Deny Widyanarko selaku Owner Tajimas Group menyampaikan selamat ulang tahun Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri ke-4 tahun, semoga kegiatan apapun yang dilakukan Yayasan Panjalu Jayati siap mendukung untuk berkembangnya dan melestarikan budaya untuk mewariskan dari generasi ke generasi.
"Keberadaan Yayasan Panjalu Jayati ini apa yang disapaikan Kesbangpol Kediri memang sangat diperlukan untuk menjadi bentuk ciri khas terutama Kabupaten Kediri menjadi simbol dan iconik. Diharapkan kedepan budaya-budaya di Kabupaten Kediri bisa menjadi suatu nilai kehidupan dan nilai ekonomi maupun nilai tata sosial, " ungkap Deny.
Andreas Suko Riyanto selaku Pendiri dan Pembina Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri mengatakan bahwa dalam rangka Hari Ulang Tahun Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri ke-4, dengan mengusung tema 'Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri Siap Melestarikan dan Mengembangkan Budaya Warisan Leluhur di Bumi Kediri Untuk Indonesia Berbudaya, '
"Jadi Yayasan Panjalu Jayati ini mempunyai tujuan untuk mengembalikan rasa bela negara dan cinta tanah air sehingga menjadikan filter dari budaya-budaya asing yang masuk ke indonesia, " ucap Warok Suko Panjalu sapaan akrab Andreas Suko Ariyanto.
Dijelaskan Warok Suko Panjalu menegaskan dengan adanya Yayasan Panjalu Jayati ini diharapkan terutama masyarakat Kediri kembali bisa menguri-uri budaya dan mengembangkan budaya sehingga Kediri berbudaya dan outputnya Indonesia berbudaya.
"Keberadaan Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri ini kita sudah ada surat ijin Kemenkumham RI dan Kesbangpol Kabupaten sehingga komunitas atau perseorangan yang belum memiliki payung hukum untuk bergerak bisa diwadahi di Yayasan Panjalu, " ujarnya.
Warok Suko Panjalu juga mengajak bersama-sama para pelaku seni budaya untuk tidak mengedepankan ego sektoral, untuk membangun Kediri dan Indonesia ini lewat jalur budaya. Kita bersama-sama berkomitmen untuk bersatu membangun kebudayaan di Bumi Panjalu.
"Budaya ego sektoral sudah harus dihilangkan dan diganti budaya rembuk dan budaya kerja bersama. Jangan sampai merasa ini miliknya orang Kota dan milik Kabupaten Kediri. Kita harus bisa merangkul semuanya tapi kita jadi satu Kediri Raya, " ujarnya.
Warok Suko Panjalu juga berharap kita sebagai orang Kediri khususnya wong Kediri ojo ilang jawane. Kita ingin Kediri Berbudaya dan mari kita pikul bareng-bareng jangan ada ego sektoral. "Jangan mementingkan perutnya sendiri. Kita rela berkorban untuk memajukan Kediri lewat jalur budaya, " tutup Warok Suko Panjalu.
Baca juga:
Asal Usul Suku Kampai Minangkabau
|
Kegiatan ini dihadiri Drs Hery Purnomo Kepala Dinas Perkim Kota Kediri, Kepala BPPKAD Kota Kediri Sugeng Wahyu Purba Kelana, Deny Widyanarko owner Tajimas Group, Wawan selaku Bidang Ekonomi Perekonomian Agama dan Ormas.
Hadir juga pelestari budaya, Wanita Bersanggul Indonesia (WBI), Cak Ries Handono selaku Pecinta Budaya Nusantara asal Surabaya, dan Padepokan Semut Gatel berasal dari Banyuwangi.
Turut meramaikan suasana berbagai tari tradisional penampilan dari Sanggar Tari Mayapada dari anak-anak lingkungan Dadapan tampilan tari bapang dan tarian gambyong dari komunitas Wanita Bersanggul Indonesia untuk menghibur tamu undangan yang hadir dalam acara Harlah ke-4 Yayasan Panjalu Jayati Kadhiri.